Ketika Rina berjalan
menuju mobilnya seusai sekolah bubar, perhatiannya tertumbuk pada seorang
muridnya yang duduk di sepeda motor di samping mobilnya, katakanlah dia Reza.
Ia berbeda dengan Anto, anaknya agak pembuat onar jika di kelas, kekar dan
nakal. Hatinya agak tidak enak melihat situasi ini."Bu Rina salam dari
Anto", Reza melemparkan senyum sambil duduk di sepeda
motornya."Terima kasih, boleh saya masuk", Ia harus berkata begitu
karena sepeda motor Reza menghalangi pintu mobilnya."Boleh..., boleh Bu
saya juga ingin pelajaran tambahan seperti Anto."Langkah Rina terhenti
seketika. Namun otaknya masih berfungsi normal, meskupun sempat
kaget."Kamu kan nilainya bagus, nggak ada masalah kan..", sambil
duduk di balik kemudi."Ada sedikit sih kalau Ibu nggak bisa mungkin kepala
guru bisa membantu saya, sekaligus melaporkan pelajaran Anto", Reza
tersenyum penuh kemenangan."Apa hubungannya?", Keringat mulai menetes
di dahi Rina."Sudahlah kita sama-sama tahu Bu. Saya jamin pasti
puas".
Tanpa menghiraukan
omongan muridnya, Rina langsung menjalankan mobilnya ke rumahnya. Namun ia
sempat mengamati bahwa muridnya itu mengikutinya terus hingga ia menikung untuk
masuk kompleks perumahan.Setelah mandi air hangat, ia bermaksud menonton TV di
ruang tengah. Namun ketika ia hendak duduk pintu depan diketuk oleh seseorang.
Rina segera menuju pintu itu, ia mengira Anto yang datang. Ternyata ketika
dibuka"Reza! Kenapa kamu ngikuutin saya!", Rina agak jengkel dengan
muridnya ini."Boleh saya masuk?"."Tidak!"."Apa
guru-guru perlu tahu rahasiamu?"."!!"dengan geram ia
mempersilakan Reza masuk."Enak ya rumahnya, Bu", dengan santainya ia
duduk di dekat TV. "Pantas aja Anto senang di sini"."Apa
hubunganmu dengan Anto?, Itu urusan kami berdua", dengan ketus Rina
bertanya."Dia teman dekat saya. Tidak ada rahasia diantara kami
berdua"."Jadi artinya", Kali ini Rina benar-benar kehabisan
akal. Tidak tahu harus berbuat apa."Bu, kalo saya mau melayani Ibu lebih
baik dari Anto, mau?", Reza bangkit dari duduknya dan berdiri di depan
Rina.Rina masih belum bisa menjawab pertanyaan muridnya itu. Tubuhnya panas
dingin.
Rina masih belum bisa
menjawab pertanyaan muridnya itu. Tubuhnya panas dingin. Belum sempat ia
menjawab, Reza telah membuka ritsluiting celananya. Dan setelah beberapa saat
penisnya meyembul dan telah berada di hadapannya."Bagaimana Bu, lebih
besar dari Anto khan?".Reza ternyata lebih agresif dari Anto, dengan satu
gerakan meraih kepala Rina dan memasukkan penisnya ke mulut
Rina."Mmpfpphh"."Ahh yaa..., memang Ibu pandai dalam hal ini.
Nikmati saja Bu..., nikmat kok"Rupanya nafsu menguasai diri Rina,
menikmati penis yang besar di dalam mulutnya, ia segera mengulumnya bagai
permen. Dijilatinya kepala penis pemuda itu dengan semangat. Kontan saja Reza
merintih keenakan."Aduhh..., nikmat sekali Bu oohh", Reza
menyodok-nyodokkan penisnya ke dalam mulut Rina, sementara tangannya
meremas-remas rambut ibu gurunya itu. Rina merasakan penis yang diisapnya
berdenyut-denyut. Rupanya Reza sudah hendak keluar."oohh..., Ibu enakk...,
enakk..., aahh".Cairan mani Reza muncrat di mulut Rina, yang segera menelannya.
Dijilatinya penis yang berlepotan itu hingga bersih. Kemudian ia
berdiri."Sudahh..., sudah selesai kamu bisa pulang", Namun Rina tidak
bisa memungkiri perasaannya. Ia menikmati mani Reza yang manis itu serta
membayangkan bagaimana rasanya jika penis yang besar itu masuk ke
vaginanya."Bu, ini belum selesai. Mari ke kamar, akan saya perlihatkan
permainan yang sebenarnya.""Apa! beraninya kamu memerintah!",
Namun dalam hatinya ia mau. Karenanya tanpa berkata-kata ia berjalan ke kamarnya,
Reza mengikuti saja.
Setelah ia di dalam,
Rina tetap berdiri membelakangi muridnya itu. Ia mendengar suara pakaian jatuh,
dugaannya pasti Reza sedang mencopoti pakaiannya. Ia pun segera mengikuti jejak
Reza. Namun ketika ia hendak melepaskan kancing dasternya."Sini saya
teruskan", ia mendengar Reza berbisik ke telinganya. Tangan Reza segera
membuka kancing dasternya yang terletak di bagian depan. Kemudian setelah
dasternya jatuh ke lantai, tangan itupun meraba-raba payudaranya. Rina juga
merasakan penis pemuda itu diantara belahan pantatnya."Gilaa..., besar
amat", pikirnya. Tak lama kemudian iapun dalam keadaan polos. Penis Reza
digosok-gosokkan di antara pantatnya, sementara tangan pemuda itu meremasi
payudaranya. Ketika jemari Reza meremas puting susu Rina, erangan kenikmatan
pun keluar."mm oohh".Reza tetap melakukan aksi peremasan itu dengan
satu tangan, sementara tangan satunya melakukan operasi ke vagina
Rina."Reza..., aahh..., aahh", Tubuh Rina menegang saat pentil
clitorisnya ditekan-tekan oleh Reza."Enak Bu?", Reza kembali berbisik
di telinga gurunya yang telah terbakar oleh api birahi itu.
Rina hanya bisa
menngerang, mendesah, dan berteriak lirih. Saat usapan, remasan, dan pekerjaan
tangan Reza dikombinasi dengan gigitan ringan di lehernya. Tiba-tiba Reza mendorong
tubuh Rina agar membungkuk. Kakinya di lebarkan."Kata Anto ini posisi yang
disukai Ibu""Ahhkk..., hmm..., hmmpp", Rina menjerit, saat Reza
dengan keras menghunjamkan penisnya ke liang vaginanya dari
belakang.""Ugghh..., innii..., innii", Reza medengus penuh
gairah dengan tiap hunjaman penisnya ke liang Rina. Rinapun berteriak-teriak
kenikmatan, saat liang vaginanya yang sempit itu dilebarkan secara
cepat."Adduuhh..., teruss.., teruss Rezaa..., oohh", Kepala ibu guru
itu berayun-ayun, terpengaruh oleh sodokan Reza. Tangan Reza mencengkeram
pundak Rina, seolah-olah mengarahkan tubuh gurunya itu agar semakin cepat saja
menelan penisnya."Oohh Rina..., Rinnaa".Rina segera merasakan cairan
hangat menyemprot di dalam vaginanya dengan deras. Matanya terpejam menikmati
perasaan yang tidak bisa ia bayangkan.
Rina masih tergolek
kelelahan di tempat tidur. Rambutnya yang hitam panjang menutupi bantalnya,
dadanya yang indah naik-turun mengikuti irama nafasnya. Sementara itu vaginanya
sangat becek, berlepotan mani Reza dan maninya sendiri. Reza juga telajang
bulat, ia duduk di tepi tempat tidur mengamati tubuh gurunya itu. Ia kemudian
duduk mendekat, tangannya meraba-raba liang vagina Rina, kemudian
dipermainkannya pentil kelentit gurunya itu."mm capek..., mm", bibir
Rina mendesah saat pentilnya dipermainkan. Sebenarnya ia sangat lelah, tapi
perasaan terangsang yang ada di dalam dirinya mulai muncul lagi. Dibukanya
kakinya lebar-lebar sehingga memberikan kemudahan bagi Reza untuk memainkan
clitorisnya."Rezz aahh", Tubuh Rina bergetar, menggelinjang-gelinjang
saat Reza mempercepat permainan tangannya."Bu..., balik..., Reza pengin
nih""Nakal kamu ahh", dengan tersenyum nakal, Rina bangkit dan
menungging. Tangannya memegang kayu dipan tempat tidurnya. Matanya terpejam menanti
sodokan penis Reza. Reza meraih payudara Rina dari belakang dan mencengkeramya
dengan keras saat ia menyodokkan penisnya yang sudah tegang"Adduuhh...,
owwmm", Rina mengaduh kemudian menggigit bibirnya, saat lubang vaginannya
yang telah licin melebar karena desakan penis Reza."Bu Rina nikmat lho
vagina Ibu..., ketat", Reza memuji sambil menggoyang-goyangkan
pinggulnya."mm..., aahh..., ahh..., ahhkk", Rina tidak bisa bertahan
untuk hanya mendesah. Ia berteriak lirih seiring gerakan Reza. Badannya digerakkannya
untuk mengimbangi serangan Reza. Kenikmatan ia peroleh juga dari remasan
muridnya itu."Ayoo..., aahh.., ahh... Mm.., buat Ibu keluuaa.. Rr
lagi...". Gerakan Rina makin cepat menerima sodokan Reza.
Bersambung ......
0 Response to "Cerita Seks Dewasa ML Dengan Ibu Guru SMU Part. 2"
Posting Komentar